Jumat, 22 Oktober 2010

PostHeaderIcon MAKALAH AUTISME Credite BY : Rahmi Yulianti

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autis akan semakin meningkat pesat. Jumlah penyandang autis semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autis masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini masih belum terdapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan faktor resikonya.
Dalam keadaan seperti ini, strategi pencegahan yang dilakukan masih belum optimal. Sehingga saat ini tujuan pencegahan mungkin hanya sebatas untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari kejadian autis
  1. Rumusan Masalah
A.    Pengertian autisme
B.     Prevalensi
C.     Klasifikasi dan jenis-jenis
D.    Karakteristik autisme
E.     Faktor penyebab autisme
F.      Mengidentifikasi dini autis
G.    Sistem pelayanan pendidikan bagi anak autisme
H.    Masalah psikologi sosial anak autisme
  1. Tujuan
Makalah ini ditulis bertujuan agar para pembaca dapat memahami lebih dalam apa sebenarnya Autisme, serta apa saja layanan yang diberikan kepada anak autisme,dan mengetahui cara agar anak tidak mengalami autis. Kita sebagai pendidik harus mengetahui dan memahaminya.

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian autisme
Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang ditujukanpada seseorang yang menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya sendiri". Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).
Pemakaian istilah autis kepada penyandang diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 penyandang yang menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh.
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.



  1. Prevalensi
Autis dapat terjadipada semua kelompok masyarakat kaya miskin, di desa dikota, berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia. Sekalipun demikian anak-anak di negara maju pada umumnya memiliki kesempatan terdiagnosis lebih awal sehingga memungkinkan tatalaksana yang lebih dini dengan hasil yang lebih baik.
Jumlah anak yang terkena autis makin bertambah. Di Kanada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002 di simpulkan terdapat 9 kasus autis per harinya. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena Autisme akan semakin besar. Jumlah tersebut di atas sangat mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di dunia.Di Amerika Serikat disebutkan autis terjadi pada 60.000 - 15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain menyebutkan prevalensi autisme 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris pada awal tahun 2002 bahkan dilaporkan angka kejadian autisme meningkat sangat pesat, dicurigai 1 diantara 10 anak menderita autis. Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6 - 4 : 1, namun anak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini belum diketahui berapa persisnya jumlah penyandang namun diperkirakan jumlah anak austime dapat mencapai 150 - 200 ribu orang.

  1. Klasifikasi dan jenis-jenis
    1. autisme persepsi
autisme persepsi dianggap autisme asli dan disebut juga autisme internal (endogenous) karena kelainan sudah timbul sebelum lahir, gejala yang diamati, antara lain:
·         rangsangan dari luar baik yang kecil maupun yang kuat, akan menimbulkan kecemasan.
·         Banyaknya pengaruh rangsangan dari orang tua, tidak bisa ditentukan.
·         Pada kondisi begini, baru orang tua mulai peduli atas kelainan anaknya, sambil terus menciptakan rangsangan-rangsangan yang memperberat kebingungan anaknya, mulai berusaha mencari pertolongan
·         Pada saat ini si Bapak malah sering menyalahkan Si Ibu kurang memiliki keekaan naluri keibuan.
    1. autisme reaktif
pada autisme reaktif, penderita membuat gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang dan kadang-kadang disertai kejang-kejang. Gejala yang dapat diamati, antara lain:
·         autisme ini biasa mulai  terlihat pada anak usia lebih besar (6-7 tahun) sebelum anak memasuki tahap berpikir logis. Namun demikian, bisa saja terjadi sejak usia minggu-minggu pertama.
·         Mempunyai sifat rapuh, mudah terkena pengaruh luar yang timbul setelah lahir, baik karena trauma fisisk atau psikis. Tetapi bukan disebabkan karena kehilangan ibu.
·         Setiap kondisi, bisa saja merupakan trauma pada anak yang berjiwa rapuh ini, sehingga mempengaruhi perkembangan normal kemudian harinya.
    1. autisme yang timbul kemudian
kalau kelainan dikenal setelah anak agak besar tentu akan sulit memberikan pelatihan dan pendidikan untuk mengubah perilakunya yang sudah melekat, ditambah beberapa pengalaman baru dan mungkin diperberat dengan kelainan jaringan otak yang terjadi setelah lahir.
  1. Karakteristik autisme
1.      gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal
·         Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara
·         Mengeluarkan kata – kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain yang sering disebut sebagai bahasa planet.
·         Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata – kata dalam konteks yang sesuai
·          Bicara tidak digunakan untuk komunikasi
·         Meniru atau membeo , beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian , nada , maupun kata – katanya tanpa mengerti artinya.
·         Kadang bicara monoton seperti robot
·         Mimik muka datar
·         Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat
2.      Gangguan pada bidang interaksi sosial
·         Menolak atau menghindar untuk bertatap muka
·         anak mengalami ketulian
·         Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk
·         Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang
·         Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya
·         Bila didekati untuk bermain justru menjauh
·         Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain
·         Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun
·         Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tuanya
3.      Gangguan pada bidang perilaku dan bermain
·         Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang – ulang sampai berjam – jam
·         Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh
·         Keterpakuan pada roda (dapat memegang roda mobil – mobilan terus menerus untuk waktu lama)atau sesuatu yang berputar
·         Terdapat kelekatan dengan benda – benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana- mana
·         Sering memperhatikan jari – jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak
·         Anak dapat terlihat hiperaktif sekali, misal; tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat - lompat, berputar -putar, memukul benda berulang - ulang
4.      gangguan pada bidang perasaan dan emosi
·         Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misal melihat anak menangis tidak merasa kasihan, bahkan merasa terganggu, sehingga anak yang sedang menangis akan di datangi dan dipukulnya
·         Tertawa – tawa sendiri , menangis atau marah – marah tanpa sebab yang nyata
·         Sering mengamuk tidak terkendali ( temper tantrum) , terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif
5.      Gangguan dalam persepsi sensoris
·         Mencium – cium , menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja
·         Bila mendengar suara keras langsung menutup mata
·         Tidak menyukai rabaan dan pelukan . bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan
·         Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu


  1. Faktor penyebab terjadinya autisme
Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa. Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.

          Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami
gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan
beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami
gangguan yang sama.

            Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang
buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung
terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.
Akhir-akhir ini dari penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan
pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistik
ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut
berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna
dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi
asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino
yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik,
peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke
otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan
gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi
otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif,
reseptif, atensi dan perilaku
  1. Mengidentifikasi dini Autis
Gejala autisme mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia 3 tahun , secara umum gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun. Pada beberapa kasus aneh gejala terlihat pada masa sekolah. Berdasarkan penelitian lebih banyak didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Beberapa tes untukmendeteksi dini kecurigaan autisme hanya dapat dilakukan pada bayi berumur 18 bulan ke atas.
            Autisme pada anak bisa diatasi lebih efektif jika diketahui sejak dini gejalanya. Banyak orang tua terlambat menyadari buah hatinya mengalami autisme karena tak tahu gejalanya.
Menurut penelitian terbaru, autisme bisa didiagnosis lebih dini dengan melihat bagaimana respon batita saat menonton serial kartun atau animasi. Batita akan sangat senang dan memfokuskan perhatian ketika melihat gerakan.
Dalam serial kartun terdapat banyak gerakan dan biasanya batita senang untuk melihatnya. Tetapi bagi batita autisme, mereka akan mengacuhkan gerakan dalam serial kartun tersebut.
Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Yale, Inggris. Kesimpulan tersebut didapatkan setelah mengadakan penelitian pada seorang anak berusia dua tahun. Ia di diagnosa terkena autisme melalui gerakan dan suara yang berasal dari serial kartun.
Para peneliti mengungkapkan, tes dengan kartun yang dilakukan pada anak tersebut, bisa dilakukan pada anak lain dan dapat mengidentifikasi gejala autis lebih dini. Karena anak-anak yang berusia delapan bulan sebenarnya sudah bisa mengenali gerakan dan gambar. Dan, dengan cara memperlihatkan kartun animasi, autisme dapat diidentifikasi.
Identifikasi autisme dengan serial kartun atau animasi ini dilakukan di Inggris dan melibatkan 55 batita. Hasilnya adalah 21 batita mengalami autistic-spectrum disorders (ASD), 39 batita normal dan 16 batita memiliki masalah perkembangan tetapi bukan autisme.
Batita normal dan yang memiliki masalah perkembangan, menyukai dan fokus melihat animasi yang diperlihatkan. Tetapi, batita dengan ASD tidak fokus pada animasi yang diperlihatkan pada dua layar berbeda.
“Batita dengan ASD dapat diketahui secara dini. Dengan begitu dapat diberikan terapi dengan lebih cepat dan tepat," kata Dr Ami Klin, dari the Yale Child Study Center.

  1. Sistem pelayanan pendidikan anak autisme
Pada anak autistik yang telah diterapi dengan baik dan memperlihatkan keberhasilan yang menggembirakan, anak tersebut dapat dikatakan "sembuh" dari gejala autistiknya.
Ini terlihat bila anak tersebut sudah dapat mengendalikan perilakunya
sehingga tampak berperilaku normal, berkomunikasi dan berbicara normal,
serta mempunyai wawasan akademik yang cukup sesuai anak seusianya.
            Pada saat ini anak sebaiknya mulai diperkenalkan untuk masuk kedalam
kelompok anak-anak normal, sehingga ia (yang sangat bagus dalam
meniru/imitating) dapat mempunyai figur/role model anak normal dan meniru
tingkah laku anak normal seusianya
1.      Kelas Terpadu sebagai kelas transisi
Kelas ini ditujukan untuk anak autistik yang telah diterapi secara terpadu
dan terrstruktur, dan merupakan kelas persiapan dan pengenalan akan
pengajaran dengan kurikulum sekolah biasa, tetapi melalui tata cara
pengajaran untuk anak autistik ( kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten,
dsb)
Tujuan kelas terpadu adalah:
1)      Membantu anak dalam mempersiapkan transisi ke sekolah reguler2. Belajar secara intensif pelajaran yang tertinggal di kelas reguler, sehingga dapat mengejar ketinggalan dari teman-teman sekelasnya
Prasyarat:
1.      Diperlukan guru SD dan terapis sebagai pendamping, sesuai dengan keperluan anak didik (terapis perilaku, terapis bicara, terapis okupasi dsb)
2.      Kurikulum masing-masing anak dibuat melalui pengkajian oleh satu team dari berbagai bidang ilmu ( psikolog, pedagogi, speech patologist, terapis, guru dan orang tua/relawan)
3.      Kelas ini berada dalam satu lingkungan sekolah reguler untuk memudahkan proses transisi dilakukan (mis: mulai latihan bergabung dengan kelas reguler pada saat olah raga atau istirahat atau prakarya dsb)
2)      Program inklusi (mainstreaming)
Program ini dapat berhasil bila ada:
a)      Keterbukaan dari sekolah umum
b)      Test masuk tidak didasari hanya oleh test IQ untuk anak normal
c)      Peningkatan SDM/guru terkait
d)     Proses shadowing/dapat dilaksanakan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
e)      Idealnya anak berhak memilih pelajaran yang ia mampu saja (Mempunyai IEP/Program Pendidikan Individu sesuai dengan kemampuannya)
f)       Anak dapat "tamat" (bukan lulus) dari sekolahnya karena telah selesai melewati pendidikan di kelasnya bersama-sama teman sekelasnya/peers.
g)      Tersedianya tempat khusus (special unit) bila anak memerlukan terapi 1:1 di sekolah umum

3)      Sekolah Khusus
Pada kenyataannya dari kelas Terpadu terevaluasi bahwa tidak semua anak autistik dapat transisi ke sekolah reguler. Anak-anak ini sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya distraksi di sekeliling mereka. Beberapa anak memperlihatkan potensi yang sangat baik dalam bidang tertentu misalnya olah raga, musik, melukis, komputer, matematika, ketrampilan dsb.Anak-anak ini sebaiknya dimasukkan ke dalam Kelas khusus, sehingga potensi mereka dapat dikembangkan secara maksimal.
Contoh sekolah khusus: Sekolah ketrampilan, Sekolah pengembangan olahraga, Sekolah Musik, Sekolah seni lukis, Sekolah Ketrampilan untuk usaha kecil, Sekolah computer.
4)      Program sekolah dirumah (Homeschooling Program)
Adapula anak autistik yang bahkan tidak mampu ikut serta dalam Kelas Khusus karena keterbatasannya, misalnya anak non verbal, retardasi mental, masalah motorik dan auditory dsb. Anak ini sebaiknya diberi kesempatan ikut serta dalam Program Sekolah Dirumah (Homeschooling Program). Melalui bimbingan para guru/terapis serta kerjasama yang baik dengan orangtua dan orang-orang disekitarnya, dapat dikembangkan potensi/strength anak. Kerjasama guru dan orangtua ini merupakan cara terbaik untuk men-generalisasi program dan membentuk hubungan yang positif antara keluarga dan masyarakat. Bila memungkinkan, dengan dukungan dan kerjasama antara guru sekolah dan terapis di rumah anak-anak ini dapat diberi kesempatan untuk mendapat persamaan pendidikan yang setara dengan sekolah reguler/SLB untuk bidang yang ia kuasai. Dilain pihak, perlu dukungan yang memadai untuk keluarga dan masyarakat sekitarnya untuk dapat menghadapi kehidupan bersama seorang autistik.
  1. Dampak  psikologi anak autisme
A.    Dampak psikologis bagi orang tua
Tidak mudah bagi orang tua untuk menerima kenyataan bahwa anaknya mengalami kelainan. Hilangnya impian, harapan, kebingungun-kekhewatiran atas masa depan anak, biaya financial yang harus dikeluarkan, dan kerepotan-kerepotan lainnya merupakan beban berat yang harus dihadapi orang tua. Semua hal tersebut sangat berpotensi menjadi stressor dalam kehidupan dan preses interaksi dengan anak.
B.     Dampak psikologis bagi anggota keluarga
Pertama dampak psikologis terhadap sang kakak pada awal kelahirannya hal ini belum menjadi masalah. Permasalahan muncul setelah sekian lama sang kakak menyadari bahwa dengan hadir si adik perhatian ayah, ibu dan anggota keluarga yang lain tercurah kepada si adik. Bahkan kecenburuannya sitambah lagi dengan perasaan kesal, menyaksikan semua perhatian orang tua tercurah kepada adiknya yang autisme.
C.     Dampak psikologis bagi lingkungan masyarakat
Umumnya anggota masyarakat belum bisa menerima penyandang autisme dalam kelompok sosialnya. Orang tua anak normal sering melarang anaknya bergaul dengan anak autistic. Pernah juga kejadian orang tua anak normal memindahkan anaknya sekolah karena disekolah yang lama terdapat anak autistic.

BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.
autisme disebabkan oleh karena kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.          
 Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang
buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung
terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi.

  1. SARAN
Hendaknya saat hamil ibu harus memperhatikan asupan gizi yang baik untuk anaknya serta bagi orang tua yang memiliki anak autisme harus memperbanyak pengetahuan tentang autisme agar mengetahui bagaimana cara menangani anak autis dengan baik. Begitu juga seorang guru agar tahu bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi anak autisme tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Azwandi, yosfan. 2005. mengenal dan membantu penyandang autisme. Jakarta. Direktorat jendral pendidikan tinggi.      
                                 Yatim,  Faisal. 2003. Austisme suatu gangguan jiwa pada anak- anak. Jakarta: pustaka popular obor
Dr Widodo Judarwanto SpA  email : wido25@hotmail.com
htpp://www.alergianak.bravehost.com
www.google.com jam 19.00 wib tgl 28 november 2009

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih atas informasinya.Semoga membantu temen-temen yang sedang ingin membuat tugas makalah.=D
BTW, udah bergabung dengan program publisher dari http://negeriads.com? Kalau belum,boleh dicoba bergabung. Gratis. Sudah ada 10.000+ publisher yang bergabung, lho. Daftar tanpa biaya, dan selalu dibayar tepat waktu. Silakan dicoba aja.Keteranganlengkap ada di websitenya, :)

Posting Komentar

Use Follow Me

Artikel

About Me

Foto Saya
Special Education
Padang, Indonesia
Simple
Lihat profil lengkapku

Blog List

Special Education. Diberdayakan oleh Blogger.

Chat Box

Create a Meebo Chat Room
Google Translate
Arabic Korean Japanese
Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German
Spain Italian Dutch

CLender


Free Blog Content
Mr.Zoo